Selasa, 16 April 2013

Difteri



A.            Pengertian

Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae yang menginfeksi saluran pernafasan. Terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring atau tenggorokan) dan laring biasanya mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan.  Difteri umumnya menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar bengkak, dan lemas.  Orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini.

B.      Gejala

Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius, sulit bernapas dan menelan, mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah.

Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi terinfeksi. Orang yang terinfeksi C Diphtheria seringkali tidak merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali. Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai carier (pembawa) difteri.

Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier. Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit lainnya. Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga mempengaruhi mata.

C.      Cara Penularan Difteri

Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:

1.         Bersin:
Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di sekitarnya terpapar bakteri tersebut.

2.         Kontaminasi barang pribadi
Penularan difteri bisa berasal dari barang-barang pribadi seperti gelas yang belum dicuci.

3.         Barang rumah tangga
Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar melalui barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara bersamaan, seperti handuk atau mainan.

D.      Pencegahan

http://3.bp.blogspot.com/-oMIRtwEDCQo/T6KaI0AT5sI/AAAAAAAAA-Y/aBNaQp1kW1o/s1600/Pencegahan+Penyakit+Difteri.jpg
Selain karena jenis penyakit ini tergolong penyakit berbahaya maka sebagai bentuk upaya kita harus melakukan upaya pencegahan untuk antisipasi kemungkinan timbulnya penyakit ini. Jika Anda telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah pergi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.

Dokter mungkin akan memberi Anda resep antibiotik untuk mencegah infeksi penyakit itu. Di samping juga pemberian vaksin difteri dengan dosis yang lebih banyak. Pemberian antibiotik juga diperlukan bagi mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) difteri. Difteri adalah penyakit yang umum pada anak-anak.
Penyakit ini tidak hanya dapat diobati tetapi juga dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin difteri biasanya dikombinasikan dengan vaksin untuk tetanus dan pertusis, yang dikenal sebagai vaksin difteri, tetanus dan pertusis.

Versi terbaru dari vaksin ini dikenal sebagai vaksin DTaP untuk anak-anak dan vaksin Tdap untuk remaja dan dewasa. Pemberian vaksinasi sudah dapat dilakukan saat masih bayi dengan lima tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan dan 4-6 tahun.

Vaksin difteri sangat efektif untuk mencegah difteri. Tapi pada beberapa anak mungkin akan mengalami efek samping seperti demam, rewel, mengantuk atau nyeri pasca pemberian vaksin. Pemberian vaksin DTaP pada anak jarang menyebabkan komplikasi serius, seperti reaksi alergi (gatal-gatal atau ruam berkembang hanya dalam beberapa menit pasca injeksi), kejang atau shock. Untuk beberapa anak dengan gangguan otak progresif - tidak dapat menerima vaksin DTaP.

E.      Perawatan

Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin. Membuat lubang pada pipa saluran pernapasan atas(tracheotomy) mungkin perlu untuk menyelamatkan nyawa. Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar