A. Pengertian
Difteri adalah penyakit akibat
terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae yang
menginfeksi saluran pernafasan. Terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian
antara hidung dan faring atau tenggorokan) dan laring biasanya mempengaruhi selaput lendir
dan tenggorokan. Difteri umumnya
menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar bengkak, dan lemas. Orang yang selamat dari
penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen
pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun
sangat peka terhadap penyakit ini.
B. Gejala
Gejala yang muncul ialah sakit
tenggorokan, demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius, sulit bernapas dan menelan,
mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah. Kelenjar getah bening
di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah.
Tanda
dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi terinfeksi.
Orang yang terinfeksi C Diphtheria seringkali tidak merasakan sesuatu atau
tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali. Orang yang terinfeksi namun
tidak menyadarinya dikenal sebagai carier (pembawa) difteri.
Sumber
penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun
sebagai carier. Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan
nyeri kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit
lainnya. Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga
mempengaruhi mata.
C. Cara Penularan Difteri
Bakteri C.diphtheriae dapat
menyebar melalui tiga rute:
1.
Bersin:
Ketika orang yang terinfeksi bersin
atau batuk, mereka akan melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan
orang di sekitarnya terpapar bakteri tersebut.
2.
Kontaminasi barang pribadi
Penularan
difteri bisa berasal dari barang-barang pribadi seperti gelas yang belum
dicuci.
3.
Barang rumah tangga
Dalam
kasus yang jarang, difteri menyebar melalui barang-barang rumah tangga yang
biasanya dipakai secara bersamaan, seperti handuk atau mainan.
D. Pencegahan
Selain karena jenis penyakit ini
tergolong penyakit berbahaya maka sebagai bentuk upaya kita harus melakukan
upaya pencegahan untuk antisipasi kemungkinan timbulnya penyakit ini. Jika Anda
telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah pergi ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.
Dokter mungkin akan memberi Anda
resep antibiotik untuk mencegah infeksi penyakit itu. Di samping juga pemberian
vaksin difteri dengan dosis yang lebih banyak. Pemberian antibiotik juga
diperlukan bagi mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) difteri.
Difteri adalah penyakit yang umum pada anak-anak.
Penyakit ini tidak hanya dapat
diobati tetapi juga dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin difteri biasanya
dikombinasikan dengan vaksin untuk tetanus dan pertusis, yang dikenal sebagai
vaksin difteri, tetanus dan pertusis.
Versi terbaru dari vaksin ini dikenal sebagai vaksin DTaP untuk anak-anak dan vaksin Tdap untuk remaja dan dewasa. Pemberian vaksinasi sudah dapat dilakukan saat masih bayi dengan lima tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan dan 4-6 tahun.
Versi terbaru dari vaksin ini dikenal sebagai vaksin DTaP untuk anak-anak dan vaksin Tdap untuk remaja dan dewasa. Pemberian vaksinasi sudah dapat dilakukan saat masih bayi dengan lima tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18 bulan dan 4-6 tahun.
Vaksin difteri sangat efektif untuk
mencegah difteri. Tapi pada beberapa anak mungkin akan mengalami efek samping
seperti demam, rewel, mengantuk atau nyeri pasca pemberian vaksin. Pemberian
vaksin DTaP pada anak jarang menyebabkan komplikasi serius, seperti reaksi
alergi (gatal-gatal atau ruam berkembang hanya dalam beberapa menit pasca
injeksi), kejang atau shock. Untuk beberapa anak dengan gangguan otak progresif
- tidak dapat menerima vaksin DTaP.
E. Perawatan
Perawatan bagi penyakit ini termasuk
antitoksin difteri, yang melemahkan toksin
dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin. Membuat lubang pada
pipa saluran pernapasan atas(tracheotomy) mungkin perlu untuk menyelamatkan
nyawa. Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian
memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar